SEJARAH KHULAFAUR RASYIDIN
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradapan Islam
Dosen
: Abdul Rohman,S.Ag,M.A
oleh:
Alfia 11-01-1311
Enjangwikantini 11-01-1355
Muslikah 11-01-1311
Ruslinda
Setyaningsih 11-01-1385
Yuliyanto 11-01-1460
SEKOLAH TINGGI ILMU
TARBIYAH MUHAMMADIYAH WATES
Jl Jambu No 1, Wonosidi Lor, Wates,
Kulonprogo, D.I.Yogyakarta
2014
BAB
I PENDAHULUAN
A
LATAR BELAKANG
Sejarah adalah
cerminan bagi kita untuk dapat mengambil hikmah di setiap kejadiannya.Banyak
hal yang dapat diketahui melalui sejarah.Muhammad adalah penutup nabi dan Rosul
sehingga setelah wafatnya beliau maka tidak ada lagi yang Nabi ataupun Rasul
yang diturunkan Allah.Namun,Muhammad tidak hanya seorang Nabi dan Rasul,Beliau
adalah juga pemimpin negara.Kekuasaan islam yang telah meluas tentu memerlukan
pemimpin untuk meneruskan perjuangan menyebarkan agama islam dan menciptakan
kedamaian di bumi Allah.Sepeninggalnya,terjadi perselisihan tentang siapa
penganti utnuk melanjutkan kepemimpinannya.
Khulafaur
Rasyidin adalah sahabat-sahabat Nabi yang kemudian meneruskan tampuk pimpinan
umat islam.Peran mereka dalam meluaskan kekuasaan islam dan meningkatkan
peradapan islam sungguh luar biasa.Dengan pribadi-pribadi tangguhnya,sanggup
membawa islam dalam kejayaan yang gilang gemilang.
B
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah kepribadian
khulafaur rasyidin?
2.
Bagaimanakah (suksesi) pergantian
kekuasaan yang terjadi diantara mereka?
3.
Bagaimanakah sistem politik
pada masa pemerintahannya?
4.
Apa peradapan yang
ditingggalkan khulafaur rasyidin?
BAB
II PEMBAHASAN
Daulat khulafaur
rasyidin berkuasa selama tiga puluh tahun hijrah atau dua puluh sembilan tahun
masehi (11-41H/632-661M).Khulafaur rasyidin bermakna pengganti-pengganti
yang cendekiawan,yang terdiri atas empat tokoh sepeninggal Nabi Muhammad
SAW,yaitu:
1.
Abu Bakar Al-Shidiq (11-13 H / 632-634 M)
2.
Umar ibn khattab (13-23 H / 634-644 M)
3.
Usman ibn Affan (23-35 H / 644-655 M)
4.
Ali ibn Abi Thalib (35-41 H / 655-661 M)
Khulafaur rasyidin menggantikan Rosulullah bukan
sebagai risalat,yakni Rosul Allah yang membawa dan menyampaikan ajaran
keagamaan.Namun sebagai imamat yakni pimpinan kekuasaan duniawi dan
agamawi sebagai pemegang kebijaksanaan berdasarkan musyawarah.
Ciri yang membedakan Daulat Khulafaur rasyidin dengan
daulat Umayyah dan Abbasiyah adalah:
1.
Pemilihan didasarkan pada
musyawarh bukan hak warisan
2.
Mereka tidak berdiam pada
istana khusus tetapi di rumah sendiri,tanpa pengawal dan hidup bergaul seperti
masyarakat biasa.[1]
A
KHALIFAH ABU BAKAR
1.
Pengangkatan Abu Bakar
sebagai Khalifah
Nabi Muhammad SAW
wafat pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 H.Beliau sudah sakit
sejak akhir bulan Safar yang mulanya berada di rumah Ummul Mukminin Maimunah kemudian dipindahkan di rumah Aisyah ibnti
Abu Bakar.Meskipun dalam keadaan sakit Nabi Muhammad SAW masih menjadi imam
shalat di Masjid Nabawi hingga subuh hari senin itu,barulah imam sholat
diwakilkan pada Abu Bakar.
Wafatnya Nabi
Muhammad SAW menimbulkan adanya permasalahan tentang pimpinan tertinggi umat
setelahnya karena beliau tidak menunjuk dan menetapkan
penggantinya.Permasalahan ini tidak hanya sebatas pada lingkungan keluarga Nabi Muhammad SAW namun juga pada
golongan anshar dan muhajirin.
Setelah Nabi
Muhammad SAW wafat,golongan anshar mengadakan sidang di balai bani Saidah.Bani
Saidah adalah keluarga termulia dalam lingkungan suku besar kharaj.Salah satu
suku besar di Madinah selain suku Auss.Saad Ibn Ubadah adalah tokoh terkemuka
dalam bani Saidah yang juga merupakan tokoh pertama dalam dua belas al Nuqabak
(Pembesar pengawas) yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad sewaktu perkajian Al
Aqabah.
Pada waktu itu
Saad Ibn Ubadah sedang dalam keadaan sakit sehingga harus dipapah untuk
menghadiri sidang tersebut.Dalam sidang tersebut Saad Ibn Ubadah menyampaikan
pidato yang dibacakan oleh puteranya karena suaranya yang tidak
memungkinkan.Dalam pidatonya,Saad mengungkapkan tentang jasa-jasa kaum anshar
dalam perjuangan menyebarkan agama islam oleh Nabi Muhammad saw dan bahwa
pimpinan adalah hak bagi kaum anshar,bukan hak siapapun diluar kaum anshar
(Kaum Muhajirin).Hal ini menyebabkan hampir seluruh orang yang hadir sependapat untuk menunjuk Saad Ibn Ubadah
sebagai pengganti Nabi Muhammad dan Saad sendiri memang memiliki hasrat untuk memegang jabatan
itu.
Kaum Muhajirin
yang sedang berkumpul di rumah Ummul Mukminin Aisyah mendengar tentang sidang
yang dilakukan oleh kaun Anshar dan ingin datang berbondong-bondong namun dicegah
olah Abu Bakar Al Shiddiq.Setelah berunding,Kaum muhajirin sepakat untuk
mengirimkan tiga tokoh saja untuk menghadiri sidang itu yakni Abu Bakar,Ummar
Ibn Kattab dan Abu Ubaidah ibn Jarrah.
Ketiga tokoh
tersebut masih sempat mendengar pidato dari Saad sehingga membuat Umar ibn
Kattab marah dan hendak maju untuk menyangkal pidato Saad namun berhasil
dicegah oleh Abu Bakar.Abu Bakar dengan sikap tenang maju kedepan dan
mengungkapkan jasa-jasa kaum anshar yang tidak tergantikan namun juga
mengingatkan tentang kedekatan Nabi Muhammad dengan suku Quraisy dan Kaum
Muhajirin.Suku besar Auss terpengaruh dengan isi pidato Abu Bakar.Namun
beberapa tokoh terkemuka suku Kharaj
masih memperdengarkan sanggahannya.Salah satunya adalah Hubab ibn Munzir yang
menangkis pidato Abu bakar.Pidato Hubab memberikan jalan keluar dengan
perpecahan sehingga Umar ibn kattab,berpidato pula untuk menangkis pidato Hubab.Suasana
tegang itu akhirnya bisa diredakan oleh Abu Ubaidah dan Basyir ibn Saad.
Abu Bakar
kemudian maju dan mengajak untuk menfokuskan pada dua tokoh yaitu Ummar ibn Kattab
dan Abu Ubadan ibn Jarrah.Namun Basyir ibn Saad dan Abu Ubadah secara serentak
membatahnya dan justru maju untuk membaiat Abu Bakar yang kemudian disusul oleh
Ummar ibn Kattab Kemudian orang-orang juga berdesakkan untuk membaiat Abu
Bakar.Abu Bakar diarak ke Masjid Nabawi yang kemudian juga berlangsung
pembaiatan kembali oleh orang banyak.
Menjelang sholat
isya setelah pemakaman Nabi Muhammad SAW (malam Rabu)Abu bakar memberikan
kothbah yang pertama dalam kedudukannya sebagai
Khalifah.
Hai orang
banyak seumumnya
aku diangkat
mengepalai kamu
dan aku
bukanlah yang terbaik diantara kamu
jika akau
membikin kebaikan
maka
sokonglah daku
jika aku
membikin kejelekan
maka
betulkanlah daku
kebenaran
itu suatu amanat
dan
kebohongan itu suatu khianat
yang
terlemah diantara kamu aku anggap terkuat
sampai aku
mengambil dan memulangkan haknya
yang terkuat
diantara kamu aku anggap terlemah
sampai aku
mengambil hak si lemah dari tangannya
janganlah
seorangpun diantara kamu wafatkan jihad
kaum yang wafatkan
jihad
akan
ditimpakan kehinaan oleh Tuhan
Patuhilah
aku selama aku mematuhi Allah dan Rasulnya
bila aku mendurhakai Allah dan
Rasulnya tiada kewajiban patuh bagi kamu terhadap daku
kini,marilah
kita menunaikan sholat
semoga Allah
melimpahkan rahmat kepada kamu[2]
Dilihat dari cara
pemilihan kepemimpinan Abu Bakar dalam bidang politik mirip dengan corak
otokratik karena beliau diangkat hanya oleh kalangan pembesar dari muhajirin
dan anshar.[3]
2.
Kepribadian Khalifah Abu
Bakar
Nama Abu Bakar
Ash – Shiddiq adalah Abdulloh ibn Usman ibn Amir ibn Amru Ibn Kaab Ibn Saad Ibn
Tha’im ibn Thuaim ibn Muraah ibn Ka’ab ibn Gholib ibn Fihr Al – Quraisyi At
Ta’imi.Ibunya bernama Ummu Al – Khoir Salma ibnti Shakr ibn Amr ibn Ka’ab ibn
Saad ibn Taim.Beliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil
akhir tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 tahun,
usianya lebih muda dari Nabi SAW 3 tahun.[4]
Nama Abu Bakar
diberikan Rosulullah setelah ia masuk islam.Ia adalah salah satu asabiqunal
awwalun,orang yang pertama-tama masuk islam.Dia digelari Ashidiq
yang berarti terpercaya,karena dia adalah orang yang pertama kali mempercayai
peristiwa Isra’ Mi’raj.Dia juga dijuluki al Atiq yang artinya terbebas.Hal
ini karena keindahan wajahnya dan
Rasulullah pernah bersabda”Engkau adalah hamba yang dibebaskan Allah dari api neraka”[5]
Dia adalah
sahabat Nabi yang paling setia.Dia yang menemani Nabi Muhammad ketika hijrah ke
Madinah dan dia pula yang menggantikan menjadi Imam ketika nabi sakit.
Abu bakar adalah
seorang yang dikenal bersikap lemah lembut tetapi kalau sudah mengambil
keputusan maka pantang ditawar.Tegas dalam menegakkan kebenaran dan bersikap
tenang.
3.
Situasi dan Sistem Politik
Pada masa pemerintahannya
Abu bakar menghadapi beberapa persoalan diantaranya;
a.
Penolakan Zakat
Suku yang menolak
zakat adalah Abs dan Zubyan.Menurut Muhammad Husein Haikal penolakan ini
kemungkinan karena menganggap bahwa zakat merupakan upeti yang tidak berlaku
lagi ketika Nabi wafat.[6]
b.
Nabi Palsu dan Riddat
Riddat (gerakan
belot agama) terjadi ketika Nabi Muhammad SAW tengah sakit. Gerakan ini bermula
dengan kemunculan tiga orang tokoh yang mengaku sebagai nabi yaitu
Musailamah,Thulhah dan aswad al insa.
1)
Gerakan Aswad Al Insa
Aswad al Insa
mempunyai darah keturunan Ethiopia dan berasal dari suku Mazhaj.Dia
adalah seorang ahli sihir yang memiliki kekuatan magis.Dia mampu memperlihatkan
hal –hal ajaib dan tutur katanya manis.Dalam waktu singkat dia dapat meluaskan
kekuasaannya.Ajarannya membebaskan setiap orang dari kewajiban sholat dan zakat
dan mengijinkan perzinaan.Ajaran ini yang menyebabkan pengaruhnya cepat
meluas.Namun kemenangannya yang begitu cepat membuat ia angkuh dan suka
mencemooh panglimanya.
Wabar ibn Yuhannis
Al Azadi utusan Nabi Muhammad berkeliling untuk menghubungi orang-orang yang
masih teguh keimanannya.Mendengar ketegangan antara Aswad A Insa dengan
panglimanya,dia mendekati Emir Firuz dan Emir Dazwih.Akhirnya mereka membuat
gerakan bawah tanah yang kemudian berhasil membunuh Aswad Al Insa.Kekuasaan
Aswad Al Insa hanya bertahan empat bulan saja
2)
Gerakan Thulaihah Al Asadi
Thulaihah Al Asadi
adalah seorang datu(dukun-sihir) sebelum memeluk islam.Saat Nabi Muhammad SAW
wafat,dia mengaku sebagai nabi.Dia menghapuskan kewajiban sujud dalam setiap
sholat dan menghapuskan kewajiban zakat bagi orang yang terpandang hartawan.
Dia datang ke
Madinah beserta pengawalnya untuk
melakukan perundingan dan mengajukan
syarat kepada khalifah Abu Bakar agar diakui kenabian dan ajarannya
untuk dapat hidup berdampingan.Namun,Abu Bakar tetap teguh pendirian untuk
menolak perundingan itu.Pasukan Thulaihah Al Asadi kembali dengan gagal dan Abu
Bakar segera membentuk pasukan dibawah pimpinannya sendiri untuk menyerang
Thulaihah Al Asadi.Akhirnya pasukan yang dipimpin Abu Bakar ini dapat memperoleh kemenangan.
3)
Gerakan Musailamah
Musailamah adalah
tokoh cendekiawan dalam lingkungan suku besar Hanifah yang mendiami wilayah
Yamamah.Sewaktu suku Hanifah mengirimkan utusan ke Madina menjumpai Nabi
Muhammad,maka Musailamah iktu serta dalam rombongan ini.Pulang dari Madinah
itu,Dia mendakwakan diri sebagai Nabi.
Gerakan
Musailamah dapat ditumpas oleh pasukan yang dipimpin oleh Khalid ibn
Walid.Musailamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi,mawla Jabir ibn Muth’im.
Gerakan riddat
juga terjadi di Bahrain,Oman,Mahra, Hadhramaut, Yaman. Setelah menyelesaikan
urusan perang dalam negara barulah Abu Bakar mengirim kekuatan keluar
Arabia.Khalid Ibn Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al Hirah di tahun
634 M.Ke syiria dikirim ekspedisi dibawah pimpinan empat jenderal yaitu Abu
Ubaidah,Amr ibn Ash,Yazid ibn Abi Sufyan dan Syurabil.[7]
4.
Perkembangan Peradapan
Beberapa
perkembangan yang terjadi selama pemerintahan Khalifah Abu Bakar diantaranya;
a.
KhalifahAbu Bakar meletakan
peraturan berperang yang dijadikan pegangan bagi perwira militer dan pejabat
lainnya.
1)
orang tua ,wanita dan
anak-anak tidak boleh dibunuh.
2)
biarawan tidak boleh
dianiaya dan tempat ibadah mereka tidak boleh dirusak.
3)
mayat yang gugur tidak
boleh dirusak.
4)
pohon-pohon tidak boleh
ditebang,hasil panen tidak boleh dibakar dan tempat tinggal tidak boleh
dirusak.
5)
perjanjian-perjanjian
dengan agama lain harus dihormati
6)
orang yang menyerah harus
diberi hak yang sama dengan hak-hak penduduk islam[8]
b.
Pengumpulan mushaf
Karena perang Yamamah yang menewaskan
1200 tentara islam yang 39 diantaranya sahabat besar yang hafal Al-Quran,Umar
ibn Khattab mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan AlQuran.Pembukuan ini
dilakukan oleh Zaid ibn Tsabit dengan menyalin tulisan alquran dari tulang,kulit
ibnatang,pelepah kurma kedalam kulit yang disamak.
B
KAHALIFAH UMAR IBN KHATTAB
1.
Pengangkatan Umar ibn
Kattab sebagai Khalifah
Ketika Abu Bakar
sedang sakit ,beliau secara diam-diam melakukan jajak pendapat tentang pribadi
orang yang akan menggantikan dirinya.Diantara tokoh yang diundangnya adalah
Abdurahman ibn Auff,Usman ibn Affan dan Thulhah ibn Ubaidah.Atas anjuran
Thulhah, Abu Bakar mnegundang orang banyak untuk mendengarkan pendapat mereka
tentang penggantinya yaitu Umar Ibn Kattab.Serentak mereka menjawab “Kami
dengar dan kami patuhi”.Abu bakar kemudian mengundang Usman ibn Affan untuk
menuliskan amanatnya.
Abu Bakar
kemudian mengundang Umar dan menyampaikan amanatnya.”Hai Umar Ibn Kattab :Allah
memikulkan tanggung jawab pada malam hari dan jangan tangguhkan pada siang
hari.Allah memikulkan tanggung jawab pada siang hari dan jangan tangguhkan
kepada malam hari......”[9]
2.
Kepribadian Khalifah Umar
Ibn Kattab
Umar ibnul Khoththob adalah Umar ibn al-Khoththob ibn
Nufail ibn Adi ibn Abdul Uzza ibn Riyah ibn Abdulloh ibn Qurt ibn Razzah ibn
Adi ibn Ka’ab ibn lu’ay Abu Hafs al-Adawi. Julukan beliau adalah Al-faruq yang
berarti pembeda, ada yang menyebutnya bahwa gelar itu berasal dari ahli Kitab.
Adapun Ibunya bernama Al-hantamah ibnti hisyam ibn Al-Mughiroh, kakak dari Abu
Jahal ibn Hisyam[10]
Umar ibn Khatab adalah keturunan
Quraisy dari suku Bani Ady. Suku Bani Ady terkenal sebagai suku yang terpandang
mulia dan berkedudukan tinggi pada masa Jahiliah. Umar bekerja sebagai
saudagar. Beliau juga sebagai duta penghubung ketika terjadi suatu masalah
antara kaumnya dengan suku Arab lain.Sebelum masuk Islam, dia adalah seorang
orator yang ulung, pegulat tangguh, dan selalu diminta sebagai wakil sukunya
bila menghadapi konflik dengan suku Arab yang lainnya. Terkenal sebagai orang
yang sangat pemberani dalam menentang Islam, punya ketabahan dan kemauan keras,
tidak mengenal ibngung dan ragu Setelah beliau masuk Islam dia pulalah yang
paling depan dalam membela Islam tanpa rasa takut dan gentar.Umar Ibn
Kattab adalah pribadi yang dikenal keras.Dia tidak bisa tinggal diam jika
melihat adanya kemungkaran. Umar adalah yang pertama bergelar Amirul Mukminin
(pemimpin orang-orang yang beriman).
3.
Situasi dan Sistem Politik
Umar ibn kattab
menjadi khalifah selama sepuluh tahun enam bulan dan wafat saat usianya 63
tahun.Beliau wafat karena dibunuh dan ini adalah pembunuhan politik yang
pertama dalam sejarah islam.
Pada masa
pemerintahannya,beliau mengukuhkan pejabat daerah yang diwarisi dari Abu Bakar
yaitu untuk kota Mekah,Handramaut,Yaman,Bahrain,Lembah Mesopotamia serta
pejabat-pejabat baru untuk daerah yang baru dikuasai.
Pada masa
pemerintahannya situasi politik berjalan stabil.Usaha perluasan kekuasaan
memperoleh hasil yang gemilang. Perluasan wilayah dimulai dari Damaskus ,ibu
kota syiria yang dapat ditakhukan pada tahun 635 M.Setahun kemudian Bizantium
dikalahkan oleh tentara islam dalam pertempuran di Yarmuk.Dari Syiria ekspansi
dilanjutkan ke Mesir dibawah pimpinan Amr ibn Ash dan ke Irak oleh Sa’ad ibn
Abi Waqash.Iskandariyah (ibu kota Mesir) ditakhlukkan tahun 641 M dan Al
qadisiyah (kota dekat Hirah di Irak ) ditahun 637 M dilanjutkan Persia tahun
641 M.[11]
4.
Perkembangan Peradapan
Karena perluasan
daerah terjadi dengan cepat,Umar segera mengatur administrasi negara dengan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia.Administrasi
pemerintahan dibagi menjadi delapan wilayah;
Mekah,Madinah,Syiria,Jazirah.Basrah,Kufah,Palestina dan Mesir[12]
Umar membagi
organisasi negara menjadi 5 suborganisasi yaitu;
·
politik (al nizham al
siyasi) terdiri atas al wizarat (menteri yang membantu khalifah) dan al kitabat
( sekretariat negara)
·
Administrasi dan tata usaha
negara( al nizham al idari)
·
keuangan negara(al nizham
al mali)
·
ketentaraan(al nizham al
harbi)
·
kehakiman(al nizham al
qadhari)[13]
Umar menetapkan prinsip-prinsip peradilan dengan mengirim surat kepada Abu musa al Asy’ari
(hakim Kuffah)berisi pokok-pokok berperkara dalam persidangan.
1)
memutuskan perkara di pengadilan
adalah kewajiban yang harus dikokohkan dan sunnah yang harus diikuti.
2)
Sebelum sebuah perkara
diputuskan ,Ia harus dipahami terlebih dahulu agar hakim dapat bertindak
adil.Sesungguhnya berbicara keadilan tanpa ditegakkan tidaklah bermanfaat.
3)
pihak-pihak yang berperkara
harus diperlakukan sama baik dalam persidangan maupun dalam menetapkan
keputusan sehingga pejabat tidak mengharap menang dan orang yang lemah tidak
putus asa dalam memperjuangkan keadilan.
4)
alat bukti (al bayyinat)
dibebankan kepada penggugat dan sumpah (al Yamin) dibebankan pada pihak
tergugat.
5)
Damai sebagai jalar keluar
dari persengketaan diperbolehkan selama tidak menhalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal
6)
Beri waktu untuk penggugat
mengumpulkan barang bukti dan persengketaan harus diputuskan berdasarkan
alat-alat bukti.
7)
Hakim harus berani mengakui
kesalahan apabila ternyata dalam keputusannya terdapat kekeliruan (prinsip
peninjauan kembali).
8)
Kesaksian seorang muslim
dapat diterima kecuali muslim yang pernah memberikan kesaksian palsu,pernah
dijatuhi hukuman had atau asal-usulnya tidak diragukan
9)
Hakim dibenarkan melakukan
analogi (qiyas) jika hukum perkara tidak terdapat dalam alQuran dan hadis
10) Hakim dalam memutuskan perkara tidak dalam keadaan
marah,berpikiran kacau,jemu,bersikap keras.Perkara diputuskan dengan ikhlas dan
mengharap ridha Allah.[14]
Beberapa hal lain yang juga dilakukan oleh khalifah umar
diantaranya;
a.
mendirikan bait al mal
b.
mencetak mata uang
d.
menghukum orang yang minum
khamr 80 kali dera
e.
mengharamkan nikah mut’ah
f.
melarang penjualan hamba
g.
mengatur dan menertibkan
pembayaran gaji dan pajak tanah.
h.
membentuk polisi dan
pekerjaan umum
i.
adzan awal sholat jumat
j.
penyebarluasan hadis
k.
berkembangnya ilmu qiroat
C
KHALIFAH USMAN IBN AFFAN
1.
Pengangkatan Usman ibn
Affan sebagai khalifah
Menjelang wafatnya Umar ibn
Khattab, beliau menunjuk 6 orang sahabatnya untuk dicalonkan sebagai pengganti.
Mereka adalah Usman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Zubair ibn Awwam, Sa’ad ibn
Abi Waqash, Abdurrahman ibn Auf, dan Thalhah ibn Ubaidillah. Keenam orang
tersebut disebut sebagai Ahlul Halli wal Aqdi.
Karena kelompok
tersebut beranggotakan 6 orang, maka untuk mencegah terjadinya suara yang
sama ketika diadakan voting (deadlock), dimasukkanlah Abdullah ibn Umar, putra
Umar ibn Khattab. Abdullah ibn Umar hanya berhak memilih, dan tidak berhak untuk dipilih sebagai khalifah.
Dari hasil voting, terpilihlah Usman ibn Affan sebagai khalifah.Ia dipilih pada
bulan Dzulhidzah tahun 23 H dan dilantik pada awal Muharram 24 H.
Setelah disepakati bersama,
mereka membai’at Usman dan diikuti oleh umat islam. Pada saat pembaiatan telah
selesai, Usman berpidato di depan kaum muslimin diantara pidatonya adalah:
“ Alhamdulillah, wahai para manusia bertaqwalah kalian
kepada allah!, sesungguhnya dunia yang telah diberitahukan kepada kita oleh
Allah bahwa ia hanyalah permainan, hiburan,penghias, keangkuhan diantara kalian
dan memperbanyak harta dan anak. Seperti hujan lebat yang membuat orang kafir
terlena kepada tumbuhan yang tumbuh dan dikemudian hari berubah menguning dan
hancur (membusuk), di akhirat nanti ada tiga hal, siksa Allah yang sangat
pedih, pengampunan dan ridhoNya. Tiada kehidupan dunia kecuali hanyalah
kenikmatan yang menipu, hamba yang paling baik adalah orang yang menyerah dan
menyandarkan diri pada Allah dan kitabNya waktu di dunia”[16]
2.
Kepribadian Khalifah Usman
ibn Affan
Usman ibn Affan, yang
mempunyai nama lengkap Usman ibn Affan ibn Abdil Ash ibn Umayyah,merupakan anak
dari pasangan Affan dan Arwa. Usman lahir pada tahun 576 H di Taif dan
merupakan keturunan keluarga besar Bani Umayyah suku Quraisy. Ia mendapatkan
kehormatan menikahi dua orang putri Rasulullah SAW, yaitu Ruqayyah dan Ummi
Kultsum sehingga diberi julukan Dzu al-Nurain.
Sebelum memeluk Islam, ia
sudah dikenal sebagai seorang pedagang yang kaya raya. Ia juga mempunyai
sifat-sifat mulia lainnya, seperti sederhana, jujur, cerdas, shaleh dan
dermawan. Ketika telah memeluk agama Islam, pada usia usia 34 tahun bersama
Thalhah ibn Ubaidilah, selain dikenal sebagai salah seorang sahabat terdekat
nabi, ia juga dikenal sebagai seorang penulis wahyu. Ia selalu bersama
Rasulullah SAW, dan selalu mengikuti semua peperangan kecuali perang Badar
karena Rasulullah SAW memerintahkan Usman untuk menunggui istrinya, Ruqoyyah,
yang saat itu sedang sakit keras.
Sebagai seorang hartawan yang
kaya raya, Usman mempergunakan hartanya demi kejayaan Islam. Ia tak segan-segan
menyumbangkan hartanya untuk biaya perang, maupun hal-hal lain yang berhubungan
dengan penyebaran dan kehormatan agama Islam[17]
Usman berperawakannya
tidak tinggi dan tidak pendek,ganteng,hidung mancung dan dipipinya ada bekas
cacar.[18]Dia
adalah orang yang jiwanya suci,berakhlak baik dan sangat dicintai.Besikap
toleran dan sangat dermawan,penuh pengertian dan pemaaf.
3.
Situasi dan Sistem Politik
Pemerintahan Usman
berlangsung selama 12 tahun. Pada masa awal pemerintahannya, dia berhasil
memerintahan Islam dengan baik sehingga Islam mengalami kemajuan dan kemakmuran
dengan pesat. Namun pada separuh akhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tak
puas dan kecewa umat Islam terhadapnya.
Khalifah Usman
adalah pemimpin yang sangat sederhana, berhati lembut dan sangat shaleh,sehingga
kepemimpinan beliau dimanfaatkan oleh sanak saudaranya dari keluarga besar Bani
Umayah untuk menjadi pemimpin di daerah-daerah.Oleh karena itu, orang-orang
menuduh Khalifah Usman melakukan nepotisme,dengan mengatakan bahwa beliau
menguntungkan sanak saudaranya Bani Umayyah,dengan jabatan tinggi dan
kekayaannya. Mereka juga menuduh pejabat-pejabat Umayyah suka menindas dan
menyalahkan harta baitul maal. Disamping itu Khalifah Usman dituduh
sebagai orang yang boros mengeluarkan belanja, dan kebanyakan diberikan kepada
kaum kerabatnya sehingga hampir semuanya menjadi orang kaya.
Penyebab utama dari semua protes
terhadap Khalifah Usman adalah diangkatnya Marwan ibnu Hakam, karena pada
dasarnya dialah yang menjalankan semua roda pemerintahan, sedangkan Usman hanya
menyandang gelar Khalifah.
Rasa tidak puas memuncak ketika
pemberontak dari Kufah dan Basrah bertemu dan bergabung dengan pemberontak dari
Mesir. Wakil-wakil mereka menuntut diangkatnya Muhammad Ibnu Abu Bakar sebagai
Gubernur Mesir. Tuntutan dikabulkan dan mereka kembali. Akan tetapi di tengah
perjalanan mereka menemukan surat yang dibawa oleh utusan khusus yang isinya
bahwa wakil-wakil itu harus dibunuh ketika sampai di Mesir.Yang menulis surat
tersebut menurut mereka adalah Marwan ibn Hakam.Mereka meminta Khalifah Usman
menyerahkan Marwan, tetapi ditolak oleh Khalifah.Ali ibn Abi Tholib mencoba
mendamaikan tapi pemberontak berhasil mengepung rumah Usman dan membunuh
Khalifah yang tua itu ketika membaca al-Qur’an pada 35 H/17Juni 656 M.
Pembunuhan ini menimbulkan berbagai gejolak pada tahun-tahun
berikutnya,sehingga bermula dari kejadian ini dikenal sebutan al-bab
al-maftukh (terbukanya pintubagi perang saudara). [19]
4.
Perkembangan Peradapan
a.
Perluasan Wilayah dan
kodifikasi Alquran
Perluasan wilayah
meliputi Armenia,Cyprus, Rhodes,sebagian Persia,Transoxania dan Tabaristan[20]
Karena munculnya
perbedaan qiraat yang menyebabkan percecokkan,maka diadakannya kodifikasi al
Quran.Saat itu terdapat empat mushaf catatan pribadi yang dimiliki oleh Ali ibn
Abi Thalib.Terdapat 111 surat diawali surat al Baqarah.Mushaf Ubay ibn Ka’ab
terdapat 105 surat diawali al Fatihah diakhiri an Nas.Mushaf ibn Mas’ud 108
surat diawali surat al Baqarah diakhiri surat al ikhlas dan mushaf ibn Abbas
114 surat diawali Al Alaq dan diakhiri An Nas.Setelah berhasil menyalin mushaf
dengan qiraat qurasy,kemudian mushaf dikirim ke Mekah,Madinah,Basrah,Kufah dan
Syiria.Sementara mushaf yang bukan usmani dibakar.
b.
Otonomi Daerah
Pada masa
pemerintahan abu bakar dan umar wilayah dibagi menjadi dua yaitu yang diberi
otonomi penuh dipimpin oleh seorang amir dan yang diberi otonomi tidak penuh
dipimpin oleh seorang wali.Namun pada masa Usman semua wilayah diberi otonomi
penuh.
Wilayah
|
Pemimpin
|
Mekah
|
Nafi’Ibn Abd al Harits
al Khuzai
|
Thaif
|
Sufyan ibn Abd Allah
al Tsaqafi
|
Shan’a
|
Ya’la ibn Munbih
|
Jand
|
Abd Allah ibn Abi
Rabi’ah
|
Bahrain
|
Usman ibn Abi al Ash
al Tsaqafi
|
Kufah
|
Mughirah ibn Syu’ban
al Tsaqafi
|
Basrah
|
Abu Musa Abd Alloh
ibn Qois al Asy’ari
|
Damaskus
|
Muawiyah ibn Abi
Sufyan
|
Himsh
|
Amr Ibn Sa’ad
|
Mesir
|
Amr Ibn al Ash[21]
|
Gbr.Tabel nama pemimpin
wilayah (amir) pada masa Usman
Usman berjasa
membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian
air ke kota-kota.Juga membangun jalan-jalan,jembatan-jembatan,masjid-masjid dan
memperluas masjid Nabi di Madinah.[22]
Pada masa
pemerintahnnya juga mulai dibentuk angkatan laut.Hal ini terkait dengan
rencananya memperluas kekuasaan keAfrika,mesi dan
Konstatinopel
D
KAHLIFAH ALI IBN ABI THALIB
1.
Pengangkatan Ali ibn Abi
Thalib
Penduduk Madinah
didukung oleh ketiga pasukan dari mesir,Basrah dan kufah memilih Ali ibn Abi
Thalib untuk menjabat sebgai khalifah.Awalnya Ali menolak ,tetapi atas desakan
massa itu akhirnya ia menerima jabatan itu.
Baiat diadakan di
masjid Nabawi .Zubair ibn Awwam dan Thulhah ibn Ubaidillah mengajukan syarat
dalam baiat bahwa khalifah Ali akan menegakkan keadilan terhadap pembunuh Usman
ibn Affan.
2.
Kepribadian Khalifah
Ali ibn Abi Thalib adalah saudara sepupu dari Nabi Muhammad SAW (anak
paman Nabi, Abu Thalib), yang jadi menantu Nabi SAW, suami dari putri
Rasulullah yang bernama Fathimah. Karena keinginan untuk menolong dan membalas
jasa kepada pamannya, maka Ali di asuh dan di didik oleh Nabi Muhammad SAW. Pengetahuannya
dalam agama Islam amat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah, beliau termasuk
orang yang banyak meriwayatkan Hadits Nabi.Keberaniannya juga masyhur dan
hampir di seluruh peperangan yang dipimpin Rasulullah, Ali senantiasa ikut
serta kecuali perang Tabuk karena Rasulullah menugaskannya untuk menjaga
kestabilan kota Mekah.
Ali ibn Abi
Thalib adalah orang yang terkenal bersih,jauh dari rasa dengki dan tidak suka
menggulur-ulurkan suatu urusan.Ia bersifat welas asih terhadap fakir
miskin,bersifat zuhud,hidup hemat dan berpakaian sederhana.
Namun, dibalik
sosok sederhananya,ia adalah seorang yang alim,ahli fiqh,berpengatahuan luas
mendalam dan cerdas.Dia memiliki suara dan tulisan yang bagus.Sosoknya
kuat,kekar,tampan,murah senyum dan ceria.Dia berjalan dengan cepat.
3.
Situasi dan Sistem Politik
Setelah menjabat sebagai khalifah,Ali ibn Abi Thalib
segera menganti Gubernur pada masa Usman dan mengambil kembali tanah-tanah yang diberikan.
Pada masa pemerintahannya,Ali banyak menghadapi
permasalahan yang rumit.Hal ini karena adanya pihak yang tidak menyukai
pengangkatan Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah dan juga adanya desakan dari
pihak yang menginginkan penuntasan kasus pembunuhan Usman.
Ali ibn Abi Thalib menghadapi penberontakan
Thalhah,Zubair dan Aisyah .Alasan mereka,Ali tidak mau menghukum pembunuh Usman
dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara
zalim.Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang.Dia mengirimkan surat
kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan
perkara itu secara damai.Namu ajakan tersebut ditolak.[23]
Pertempuran tidak bisa dihindarkan yang dikenal
dengan peran Jamal.Dalam perang ini Ali memperoleh kemenangan,Thalhah dan
Zubair terbunuh sementara Aisyah dipersilahkan kembali ke Madinah.
Keputusan Ali untuk mengganti Gubernur yang diangkat
pada masa Usman mengakibatkan perlawanan di Damaskus oleh Mu’awiyah.Khalifah
Ali menginginkan penyelesaian secara damai dengan pihak Muawiyah.Namun setelah
melalui jalan perundingan pihak Muawiyah tidak juga mau membaiat Ali sebgai
Khalifah maka pecahlah perng Shiffin.Dalam perang ini ,pihak Ali sudah hampir
mencapai kemenangan ketika pihak dari Muawiyah kemudian mengangkat mushaf
diatas tombak dan mengajak marilah bertahkim dengan AlQuran.
Perang ini diakhiri dengan tahkim,namun hal ini tidak
menyelesaikan masalah justru memecah belah umat islam menjadi tiga
golongan,khawarij (pengikut Ali yang membelot),pengikuti setia Ali dan pengikut
Muawiyah.
BAB
III PENUTUP
A
KESIMPULAN
Perjalanan sejarah Khulafaur
rasyidin telah meninggalkan banyak hal yang dapat kita pelajari diantaranya;
1.
Proses pergantian kekuasaan
(suksesi) dari tiap-tiap khalifah adalah berbeda-beda.Pengangkatan khalifah Abu
Bakar melalui Pengangkatan khalifah umar melalui penunjukkan dari Abu Bakar
melalui musyawarah ,pengangkatan Usman melalui tim formatur dan pengangkatan
Ali ibn Abi Thalib melalui pengangkatan langsung dari pendukung. Hal ini
memberikan kita berbagai metode dalam pemilihan pemimpin yang semuanya didasarkan
pada musyawarah.
2.
Khulafaur rasyidin adalah
contoh pemimpin yang tetap sederhana dan tidak tergiur dengan kekuasaan dan
kekayaan.Mereka hidup layaknya masyarakat pada umumnya.Abu bakar bersifat lemah
lembut namun tegas dalam memutuskan.Umar bersifar keras namun penuh kasih
sayang ,Usman bersifat dermawan dan penuh pengertian sedangkan Ali sangat alim
dan zuhud terhadap kehidupan dunia.
3.
Khulafaur rasyidin telah
berjasa memperluas wilayah kekuasaan islam sehingga ajaran islam juga turut
berkembang dan tersebar di berbagai wilayah.Meliputi wilayah
Afrika,mesir,Syiria.
4.
Kulafaur rasyidin
meninggalkan berbagai peradapan yang
sangat bermanfaat bagi umat selanjutnya.Khalifah Abu Bakar telah berjasa
menghimpum alQuran dalam satu mushaf,menetapkan etika berperang yang sangat
manusiawi dan menjaga hak-hak manusia.Khalifah Umar telah menerapkan
administrasi negara dan memisahkan kekuasaan antara yudikatif (kehakiman)
dengan eksekutif.Menetapkan pokok-pokok berpekara dalm pengadilan,menciptakan
tahun hijriah,membangun bait al mal dan banyak hal lain yang semua itu membawa
kepada kemajuan dan kemakmuran umat.Khalifah usman membuat kodifikasi quran dan
membangun angkatan laut
B
SARAN
1.
Pribadi Khulafaur rasyidin
perlu menjadi teladan bagi generasi muda dimana semangat juang dalam membangun
pribadi yang tangguh dan berkemampuan untuk mengangungkan agama Allah.
2.
Jiwa kemimpinan Khulafaur
rasyidin adalah hal yang perlu juga diteladani generasi masa kini untuk
membangun bangsa Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera.
DAFTAR
PUSTAKA
Abbas Mahmud al
Aqqat.Kejeniusan Umar ibn Kattab .Jakarta:Pustaka Azzam,2001
Abbas Mahmud al
Aqqat.Kejeniusan Usman bin Affan.Jakarta:Pustaka Azzam,2002
Badri Yatim. Sejarah
Peradapan Islam.(Jakarta:PT Raja Grafindo,2005 cet.14)
Hilmi ‘Ali
Sya’ban.Seri Kisah Sahabat:Ali bin Abu Thalib.Yogyakarta:Mitra Pustaka.2004
Jaih
Mubarok.Sejarah Peradapan Islam.Bandung:Pustaka Bani Quraisy.2005 cet 2
Joesoef
Sou’yb.Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin.Jakarta:Bulan Bintang .1979
Philip K Hitti.History
of the Arabs.Jakrta:PT Serambi Ilmu Semesta,2005
[1]
Joesoef Sou’yb.Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin.(Jakarta:Bulan Bintang
.1979)h.10-11
[2]
Joesoef Sou’yb. 1979. h.26-27
[3]
Jaih Mubarok.Sejarah Peradapan Islam.(Bandung:Pustaka Bani Quraisy.2005
cet 2)h.68
[4]
www.are-aziz.blogspot.com Diakses
tangga 10 Februari 2014
[5]
www.masuk-islam.com Diakses tanggal 10
Februari 2014
[6]
Jaih Mubarok,2005.h.69
[7]
Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam.(Jakarta:PT Raja Grafindo,2005
cet.14) h.36
[8]
Moh Iqbal dalam Jaih Mubarok,h.71
[9]
Joesoef Sou’yb,1979.h. 139
[10]
www.are-aziz.blogspot.com
diakses 10 Februari 2014
[11]
Jaih Mubarok,2005. h.75
[12]
Badri Yatim,2005. h.37
[13]
Jaih Mubarok,2005.h.91
[14]
Jaih Mubarok,2005 h.77-78
[15]
Badri Yatim,2005.h.37
[16]
www.addriadis.blogspot.com diakses
tanggal 10 februari 2014
[17]
www.addriadis.blogspot.com
diakses 10 Februari 2014
[18]
Abbas Mahmud al Aqqat.Kejeniusan Usman bin Affan(Jakarta:Pustaka
Azzam,2002) h.84
[19]
www.muhlis.file.wordpress.com
diakses 10 Februari 2014
[20]
Jaih Mubarok,2005. h. 80
[21]
Jaih Mubarok ,2005.h.82
[22]
Badri Yatim,2005. h.39
[23]Badri
Yatim. 2005.h.39
The King Casino - Herzaman in the Aztec City
BalasHapusThe goyangfc King Casino in https://septcasino.com/review/merit-casino/ Aztec https://deccasino.com/review/merit-casino/ City is the place where you can find and play for real, real money. kadangpintar Enjoy a memorable stay herzamanindir.com/ at this one-of-a-kind casino