Jumat, 18 April 2014

Gerakan Pembaharuan di Mesir

GERAKAN PEMBAHARUAN DI MESIR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Pemikiran Modern Dunia Islam
Dosen : Hanif Cahya AK,S.Ag.M.A



oleh:
Enjangwikantini          11-01-1355


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH WATES
Jl Jambu No 1, Wonosidi Lor, Wates, Kulonprogo, D.I.Yogyakarta
2014
GERAKAN PEMBAHARUAN DI MESIR
A      LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMBAHARUAN  DI MESIR
Mesir sebelum dikuasai oleh Napoleon berada dibawah kekuasaan kerajaan Turki Usmani.Meskipun begitu,karena semakin melemahnya kekuasaan sultan-sultan di kerajaan Turki Usmani,Mesir melepaskan diri dari kekuasaan yang berpusat di Istambul dan menjadi daerah otonom.Kerajaan Turki Usmani masih mengirim pasya Turki ke Kairo sebagai wakil dalam memerintah daerah ini,namun kekuasaan sebenarnya ada dibawah kendali kaum Mamluk.
Kaum Mamluk berasal dari budak-budak yang dibeli di Kaukasus,suatu daerah pegunungan yang terletak di batasan antara Rusia dan Turki.Mereka dibawa ke Istambul atau ke Kairo untuk diberi didikan militer.Dalam perkembangan selajutnya kedudukan mereka meningkat.Diantaranya ada yang dapat mencapai jabatan militer tertinggi.[1]
Pemimpin mereka disebut Syekh Al Balad,Namun karena mereka bertabiat kasar dan biasanya berbahasa Turki dan tidak bisa berbahasa Arab,hubungannya dengan rakyat tidak begitu baik.Hal ini salah satu faktor yang menyebabkan mudahnya tentara Napoleon menguasai daerah Mesir.
Perancis waktu itu adalah sebuah negara yang cukup besar dan menjadi saingan Inggris.Tujuan Napoleon menguasai Mesir adalah untuk memutus hubungan Inggris dan India. Disamping itu Mesir adalah daerah yang cukup baik untuk memasarkan hasil produksi Perancis.Napoleon juga mempunyai misi pribadi untuk mengikuti jejak Alexander yang pernah berhasil menguasai Eropa dan Asia sampai ke India.
Napoleon mendarat di Alexandria pada tanggal 2 Juni 1798,dan esokharinya kota pelabuhan ini dapat dikuasaai.Tiga minggu setelahnya.Napolen dapat menguasai Mesir.Kaum Mamluk lari ke Kairo,namun karena tidak mendapat sokongan dari rakyat,mereka lari ke Mesir selatan.Setelah menguasai Mesir,Napoleon menyerang Palestina.Akan tetapi setelah sampai di Palestina ternyata sedang berjangkit penyakit kolera,sehingga banyak tentara Perancis yang meninggal dunia.
Napoleon meninggalkan Mesir pada 18 Agustus 1799 dan ekspedisi yang dibawanya ditinggalkan dibawah pimpinan Jendral Kleber.Dalam pertempuran yang terjadi dengan armada Inggris,tentara Perancis mengalami kekalahan ,sehingga pada tanggal 31 Agustus 1801,ekspedisi yang dibawa Napoleon meninggalkan Mesir.
Meskipun masa penguasaan Napoleon atas Mesir hanya berlangsung sekitar tiga tahun ,namun pengaruhnya sangat banyak bagi kehidupan di Mesir.Dalam ekspedisi Napoleon terdapat 167 ahli dalam berbagai bidang pengetahua.Napoleon juga membawa dua set mesin cetak  dengan huruf latin,Arab dan Yunani.
Untuk kepentingan ilmu pengetahuan ,Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang diberi nama”Institut de Egypte”didalamnya terdapat empat bidang pengetahuan yaitu Ilmu pasti,Ilmu Alam,Ekonomi,Politik dan Seni Sastra.[2]
Publikasi yang diterbitakan lembaga ini  bernama La Decade Egyptienne.Disamping itu ada satu majalah ,Le Courrier d’Egypte yang diterbitkan oleh Marc Auriel.Sebelum kedatangan ekspedisi ini orang Mesir belum mengenal percetakan dan majalah.
Institut de Egypte boleh dikunjungi oleh orang Mesir.Dari sinilah terjadi persentuhan orang Mesir dengan peradapan barat yang menakjubkan bagi mereka dengan alat alat ilmiah seperti teleskop,mikroskop dan sebagainya.Selain kemajuan pengetahuan ,Napoleon juga membawa ide-ide baru yang dihasilkan oleh revolusi Perancis diantaranya; sistem pemerintahan republik yang didalamnya kepada negara dipilih untuk waktu tertentu,tunduk pada undang-undang dan dapat dijatuhkan oleh parlemen,sistem persamaan dinama rakyat didikutsertakan dalam soal pemerintahan,serta ide tentang kebangsaan (nation).
B       TOKOH-TOKOH PEMBAHARUAN DI MESIR
                  1.            Muhammad Ali Pasha(1765-1849)
Muhammad Ali Pasya adalah orang Turki kelahiran.Dia bekerja sebagai pemungut pajak.Karena prestasi kerjanya yang baik ia menjadi kesayangan Gubernur setempat dan kemudian menjadi menantu Gubernur tersebut.Kemudian dia menjadi anggota militer dan menunjukkan kecakapan dalam menjalankan tugas dan diangkat menjadi perwira.
Dia adalah salah satu perwira yang turut dikirim ke Mesir untuk menghadapi tentara Napoleon.Dalam pertempuran dengan tentara Napoleon tahun 1801,Muhammad Ali Pasya menununjukan keberanian yang luar biasa dan diangkat menjadi kolonel.
Setelah kepergian tentara Napoleon ,Kaum Mamluk kembali ke Mesir untuk mengambil kekuasaan.Sementara itu juga dikirim Pasya dari Turki.Muhammad Ali Pasya mengadu domba keduanya dan berhasil menumpas mereka.Ia kemudian mengangkat dirinya sendiri menjadi Pasya di Mesir.
Pembaharuan yang dilakukan Muhammad Ali Pasya di Mesir
                                                       a.            Politik Luar Negeri
Menyadari ketertinggalan bangsa Mesir dari peradapan barat,maka hubungan dengan negara-negara barat harus diperbaiki.Dia mengirimkan 311 mahasiswa (1813-1849) untuk belajar di Itali,Perancis ,Inggris dan Austria.Mereka belajar tentang ilmu-ilmu kemiliteran,kedokteran,arsitek dan obat-obatan.
                                                      b.            Politik Dalam Negeri
1)      Membangun kekuatan Militer
Dia menyadari bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan dibesarkan dengan kekuatan militer.Pada tahun 1815,untuk pertama kalinya dibangun sekolah militer di Mesir dengan mendatangkan instruktur dari Barat.
2)      Ekonomi
Mesir adalah negara pertanian,untuk mempertinggi hasil pertanian dilakukan perbaikan irigasi,penanaman bibit kapas dari India dan Sudan,mendatangkan ahli pertanian barat dan memperbaiki pengangkutan.
3)      Pendidikan
Meskipun Muhammad Ali Pasya buta huruf,namun dia mengerti tentang pentingnya pendidikan.Maka dibangunlah berbagai sekolah seperti sekolah teknik, sekolah kedokteran,pertambangan,pertanian dan sekolah penerjemah dengan mendatangkan guru-guru dari barat.Sekolah penerjemah ini yang kemudian memperlancar penerjemahan berbagai buku dalam bahasa Arab.
4)      Pemerintahan
Muhammad Ali Pasya memerintah dengan diktaktor,dia memiliki penasehat tetapi putusan terakhir tetap ditangannya.
                  2.            Al Tahtawi(1801-1873)
Al Tahtawi adalah pimpinan mahasiswa yang diutus Muhammad Ali Pasya ke Perancis.Ketika beumur 16 tahun,ia belajar di Kairo selama lima tahun .Kemudian mengajar di Al Ahzar selama dua tahun hingga pada tahun 1824 diangkat menjadi imam tentara dan dua tahun setelahnya baru dikirim ke Perancis.
Selama di Perancis dia belajar bahasa Perancis dan berhasil menerjemahkan dua belas buku.Diantaranya buku sejarah Alexander Makedonia,buku pertambangan,adat-istiadat berbagai bangsa,akhlak  dan sebagainya.
Setelah kembali ke Kairo,dia menjadi pengajar bahasa Perancis dan penerjemah di Sekolah Kesehatan.Dua tahun setelahnya dipindah di sekolah Artileri  untuk memimpin menerjemahkan buku teknik dan kemiliteran[3].Dia juga pernah menjabat kepala sekolah penerjemah.Menerjemahkan Undang-undang Perancis dalam Bahasa Arab dan karya-karya ilmu Khaldun.Memimpin surat kabar Waqa’iul Misriyah yang tidak hanya berisi berita tetapi juga kemajuan ilmu pengetahuan barat.
Al-Tahtawi bukanlah seorang yang sekuler.Dia menghendaki Mesir maju seperti barat,namun tetap dijiwai oleh agama dalam segala aspek.Salah satu jalan untuk kesejahteraan adalah dengan berpegang dengan Agama dan akhlak.Oleh karenanya pendidikan adalah penting untuk membentuk manusia berkepribadian dan patriotik (hubbul wathan).Dia juga mencetuskan emansipasi pendidikan bagi wanita,agar mereka bisa mendidik anak-anaknya,menjadi pathner suami dalan kehidupan intelek dan sosial serta dapat pula bekerja.
Dalam hal agama,Dia menghendaki agar para ulama mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tidak menutup pintu ijtihad.
                  3.            Jamaluddin Al Afghani (1839-1897)
Jamaluddin Al Afghani lahir di Afghanistan.Dia adalah seorang tokoh pembaharuan yang tinggal berpindah-pindah negara.Pada usia dua puluh tahun di Afghanistan dia menjadi pembantu pangeran Dost Muhammad Khan,tahun 1864 menjadi penasehat Sher Ali Khan,beberapa tahun kemudian menjadi perdana menteri oleh Muhammad A’zam Khan.Tahun 1870,dia pindah ke Turki dan diangkat oleh Muhammad Ali Pasya menjadi anggota Majelis Pendidikan Turki,kemudian pindah ke Iran dan diangkat menjadi menteri penerangan ,selanjutnya pindah ke Mesir.
Konsep-konsep pembaharuan yang diajukan di Mesir
                                                       a.            Musuh utama adalah penjajah (barat)
                                                      b.            ummat islam harus menentang penjajah dimanapun dan kapanpun
                                                       c.            untuk mencapai tujuan itu ,umat islam harus bersatu (Pan Islamisme)
Pan Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan islam menjadi satu,tetapi mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam bekerja sama.Persatuan islam hanya dapat diperoleh bila berada dalam kesatuan pandangan dan kembali kepada ajaran Islam .Untuk itu rakyat harus dibersihakan dari kepercayaan takhayul,rukun iman harus benar-benar menjadi pandangan hidup,setiap generasi harus ada intelektual-intelektual yang mencerdaskan dan setiap orang harus yakin dapat mencapai derajat budi luhur.
Setelah menetap delapan tahun di Mesir ,dia kemudian pindah di Paris dan mendirikan perkumpulan Al Urwatul Wusqa yang anggotanya dari berbagai negara.Tujuannya adalah memperkuat rasa persaudaraan umat islam,membela islam dan membawa islam pada kemajuan.Perkumpulan ini menerbitkan majalah Al Urwatul Wusqa yang terkenal bahkan sampai Indonesia.
                  4.            Muhammad Abduh(1949-1905)
Muhammad Abduh adalah murid dari Jalaluddin al Afghani.Dia belajar filsafat dan mulai menulis untuk harian al Ahram.Dia berhasil menyelesaiakan pendidikannya di al Ahzar dan mendapat gelar Alim.Dia kemudian menjadi dosen Al Ahzar dan Darul Ulum.
Dia sempat diusir dari Kairo karena terlibat gerakan menetang Khadewi Taufik.Namun setahun kemudian diperbolehkan kembali dan menjadi redaktur surat kabar Al Waqa’il Misriyah.
Keterlibatannya dalam pemberontakan Urabi Pasya,membuatnya diusir dari Mesir.Dia pergi ke Beirut dan mengajar disana sebelum kemudian pindah ke Paris bergabung dengan Jalaluddin al Afghani.
Beberapa pemikiran Muhammad Abduh
                                           a.            Aspek kebebasan : dalam usaha memperjuangkan cita-cita pembaharuannya memperkecil ruang lingkup pan islamisme pada nasionalisme Arab saja dan menitik beratkan pada pendidikan.
                                          b.            Aspek kemasyarakatan:usaha-usaha pendidikan perlu diarahkan untuk  untuk mencintai dirinya,masyarakat dan negaranya.
                                           c.            Aspek keagamaan: Muhammad Abduh tidak menghendaki adanya taklid,pintu ijtihad selalu terbuka.
                                          d.            Aspek pendidikan: Bahasa Arab perlu dihidupkan dan diperbaiki metodenya dengan tidak hanya menghafal tetapi dengan penguasaan dan penghayatan materi.Madrasah perlu ditambah dengan pengetahuan-pengetahuan umum.
                  5.            Rasyid Ridho(1865-1935)
Rasyid Ridha adalah salah satu dari murid Muhammad Abduh. Dia sempat bertemu dan berdialog dengannya sewaktu Muhammad Abduh dibuang di Beirut.Hal ini meninggalkan kesan mendalam dalam dirinya.Dia mencoba mencoba menerapkan ide-idenya di Suria namun  usahanya mendapat tentangan dari Kerajaan Turki Usmani.Pada tahun 1989 ,dia pindah ke Mesir untuk melakukan pembaharuan disana.
Dia menerbitkan majalah al Manar untuk menyebarluaskan ide-ide pembaharuannya dalam bidang agama,ekonomi,sosial dan memberantas takhayul dan bid’ah-bid’ah yang masuk dalam ummat islam.Pada dasarnya pokok pemikirannya sama dengan Jalaluddin al Afhani dan Muhammad Abduh,dimana titik tolak pembaharuan berpangkal pada pemurnian ajaran islam baik dari segi akidah dan amaliyah.
Menurutnya ummat islam mundur karena tidak lagi menganut ajaran islam yang sebenarnya dan adanya paham fatalisme,ajran-ajaran tariqat atau tasawuf yang menyeleweng.
Aktivitasnya dalam bidang pendidikan antara lain membentuk lembaga pendidikan al Dakwah Wal Irsyad pada tahun 1912 di Kairo.Dalam bidang politik ,Rasyid Ridha menghendaki  bentuk pemerintahan kekhalifahan yang tidak absolut.,khalifah hanya bersifat koordinator,tidak mungkin dapat menyatukan umat islam dalam satu sistem pemerintahan yang tunggal.
Persatuan islam juga perlu dihidupakan kembali.Rasyid ridha tidak setuju dengan adanya nasionalisme karena hal ini bertentangan dengan persatuan islam.Dalam persatuan islam tidak ada perbedaan bangsa dan bahasa tetapi  terciptanya persaudaraan dibawah satu undang-undang yang dijalankan oleh khalifah yang tidak absolut dan mujtahid.
Beberapa tokoh pembaharuan di Mesir yang juga merupakan murid dari Muhammad Abduh diantaranyaQasyim Amin(1863-1908), Saad Zaghul dan Ali Abdurraziq.





[1] Prof.Dr.Harun Nasution.Pembaharuan Dalam Islam Sejarah PEmikiran dan Gerakan.(Jakarta:Bulan Bintang.1982) cet ke 2 hlm.29
[2] Drs.H.M.Yusran Asmuni.Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan dalam Dunia Islam.(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.1998 cet.2 ) hlm67
[3] Drs.H.M YusranAsmuni,hlm.74

1 komentar: