“KETRAMPILAN MEMBIMBING
DISKUSI KELOMPOK KECIL”
Disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
PRAKTEK MENGAJAR (PPL I
)
Dosen Pembimbing : Sutipyo
R.,S.Ag;M.Si
Disusun oleh
Nur Rohmah Dwi M 11.01.1376
Nur Syahid Jun H 11.01.1377
Nuryani 11.01.1379
Purwaningsih 11.01.1380
SEKOLAH TINGGI ILMU
TARBIYAH MUHAMMADIYAH WATES
Jalan Jambu 1, Wonosidi
Lor, Wates, Kulon Progo, Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mengajar merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru. Dalam
menjalankan kewajiban mengajar pun tentu saja seorang guru ituntut untuk
menguasai materi yang diajarkannya. Selain itu guru berperan aktif untuk
mengelola kelas agar tercipta situasi yang kondusif demi kenyamanan para
siswanya belajar.
Ada suatu anggapan bahwa orang yang akan mengajar harus menguasai
bahan atau ilmu yang akan diajarkan, berarti sudah dapat mengajar dengan baik.
Anggapan ini kurang tepat, karena mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan
ilmu (proses informatif), tetapi juga menganung unsur-unsur educatif (mendidik).
Seorang pendidik dalam proses pembelajaran harus mempu mentransfer ilmu
pengetahuan, punya keahlian, dan memiliki nilai-nilai (transfer of
knowledge, skill and value).[1]
Seorang guru dalam mengajar tentu saja harus berperan aktif untuk
menghidupkan suasana kelas. Seperti halnya untuk mengaktifkan para siswa dalam
membentuk kelompok-kelompok kecil untuk sebuah diskusi. Diskusi sebagai metode
pembelajaran yang mengharuskan siswa aktif berkelompok dan bekerjasama dengan
teman sebayangnya tentu saja memerlukan bimbingan dari seorang guru. Dan di
sini guru berperan untuk mengarahkan dan membimbing diskusi dengan baik dan
benar. Kemampuan guru untuk membimbing diskusi sangat perlu untuk dipelajari
oleh guru maupun calon guru. Dalam makalah kami ini, kami hendak memaparkan
mengenai kemampuan guru untuk membimbing diskusi kelompok kecil.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan ketrampilan membimbing kelompok kecil?
2.
Apakah tujuan dan manfaat diskusi kelompok?
3.
Bagaimanakah cara membimbing diskusi kelompok kecil?
4.
Apa sajakah yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ataupun calon
guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil?
5.
Apa keunggulan dari diskusi kelompok kecil?
6.
Apa kelemahan dari diskusi kelompok kecil?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui dan memahami hakikat ketrampilan membimbing diskusi kelompok
kecil.
2.
Mengetahui tujuan dan manfaat dari kegiatan diskusi kelompok kecil.
3.
Dapat mempraktikan langkah-langkah membimbing diskusi kelompok
kecil.
4.
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam
membimbing diskusi.
5.
Mengetahui keunggulan dari diskusi kelompok kecil.
6.
Mengetahui kelemahan dari diskusi kelompok kecil.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering saksikan sekelompok orang
berkumpul di suatu tempat, sambil duduk-duduk ngobrol dengan sesama temannya.
Jika kita tanya sedang apa? Dengan spontan kadang-kadang mereka menjawab
“sedang diskusi”, jadi menurut mereka berkumpul dengan jumlah peserta beberapa
orang sambil ada sesuatu yang dibicarakan (diobrolkan) itulah diskusi.
Kegiatan diskusi bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan
seperti politik, ekonomi, budaya, bisnis, pendidikan, apakah dalam skala besar
maupun kecil. Pertanyaannya apakah setiap ada satu kelompok yang berkumpul
sedang membicarakan sesuatu selalu disebut diskusi. Tidak setiap pembicaraan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dikategorikan sebagai kegiatan diskusi,
karena setiap pembicaraan dalam diskusi kelompok kecil ada aturan-aturan atau
persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain yaitu:
1.
Melibatkan kelompok yang anggotanya berkisar 3 sampai 9 orang.
2.
Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, dimana setiap
anggota kelompok harus mendapat kesempatan untuk melihat, mendengar, dan
berkomunikasi secara bebas dan langsung.
3.
Mempunyai tujuan yang jelas
dengan cara kerjasama antar anggota kelompok.
4.
Berlangsung menurut proses yang diatur dan sistematis, menuju
diperolehnya suatu kesimpulan.
Membimbing diskusi kelompok berarti suatu proses yang teratur
dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif
yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambil
keputusan.
Drs. Muhammad Uzair Usman mengatakan bahwa diskusi kelompok kecil
adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah
pembinaan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau
pengambilan keputusan, dilaksanakan dalam suasana terbuka.[2]
Menurut tim pengembang materi Akta IV UPI, bahwa yang dimaksud
dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informasl dengan
tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengambil keputusan atau memecahkan
suatu masalah.[3]
Depdikbud merumuskan pengertian diskusi kelompok adalah siswa
melaksanakan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau
temannya untuk berbagi informasi, memecahkan masalah atau mengambil keputusan
(1985).[4]
Dari pengertian di atas semuanya memiliki fokus yang sama dalam
mengartikan diskusi kelompok, yaitu :
1.
Proses pembicaraan yang teratur; dalam kegiatan diskusi intinya ada
sesuatu pokokmpembicaraan (masalah) yang dibicarakan atau dibahas. Proses
membicarakan masalah tersebut dilakukan secara teratur, yaitu semua yangg ada
dalam kelompok tersebut masing-masing memiliki kepentingan yang sama, sehingga
semua pembicara mendapat kesempatan yang sama secara adil dan proses
penyampaiannya teratur, tidak saling jegal atau saling serobot, tapi semuanya
memiliki kesempatan yang sama dan saling menghargai.
2.
Interaksi tatap muka; proses membahas untuk pembicaraan atau
masalah yang dibahas dilakukan secara interaksi tatap muka, yaitu komunikasi
pembicaraan tidak dimonopoli oleh sesorang saja, akan tetapi semua mendapat
giliran (interaksi). Demikian pula proses saling mengemukakan pendapat terhadap
persoalan yang dibahas, dilakukan secara tatap muka, baik langsung maupun
melalui perantara media atau diskusi jarak jauh seperti (teleconference,
video conference) dan lain sebagainya.
3.
Berbagi pengalaman; setiap pembicara mengeluarkan pendapat dan
pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing terkait dengan permasalaham yang
dibahas. Oleh karena itu dalam kegiatan diskusi tidak hanya orang tersebut yang
paling punya andil, akan tetapi setiap orang sekecil apapun pendapat atau
pengalaman yang dikemukakannya harus dihargai dan menjadi bagian integral dari
peserta diskusi kelompok kecil.
4.
Memecahkan masalah ; tujuan akhir yang harus dicapai dalam kegiatan
diskusi adalah terpecahnya masalah bersama, yatu dengan diperolehnya kesimpulan
dan kegiatan diskusi tersebut. Keputusan yang diambil dari kegiatan diskusi
adalah produk bersama, sehingga semua peserta atau anggota kelompok yang
mengikuti kegiatan tersebut harus menerima dan melaksanakan hasil kesimpulan
yang telah disepakati bersama.
Jadi ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu
ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk membina dan mengarahkan
para siswanya dalam melakukan diskusi dalam kelompok kecil, dimana diskusi
kelompok tersebut memiliki tujuan memecahkan masalah bersama, dilakukan secara
teratur, dilakukan dengan cara berbagi pengalaman atau pengetahuan di anatara
siswa secara langsung atau tatap muka.
B.
Tujuan dan Manfaat Diskusi Kelompok
Kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara
setiap siswa mengajukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk memperoleh
kesimpulan bersama dari diskusi yang telah dilakukan. Ada pun tujuan dan
manfaat diskusi antara lain[5]
:
1.
Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai
terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta diskusi.
2.
Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung
jawab, terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar pikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3.
Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam membahas
suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui
kerjasama dalam kelompok siswa belajar mengembangkan kemampuan berpikirnya,
belajar memecahkan masalah.
4.
Menumbuhkan rasa percaya diri, yaitu dengan kebiasaan untuk
berargumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan
mendorong keberanian dan terbinanya rasa percaya diri siswa untuk mengajukan
pendapat maupun mencari solusi pemecahan
C.
Langkah-langkah Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi dalam proses pembelajaran termasuk ke dalam satu jenis
metode pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan
untuk terjadinya proses pembelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk
diskusi diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif
untuk mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena
itu agar kegiatan agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka
dalam melaksanakan kegiatan diskusi tersebut harus memperhatikan atau mengikuti
beberapa aspek berikut :
1.
Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik yang akan didiskusikan,
mengembangkan masalah, catat kesalahan yang menyimpang.
2.
Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya
jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang
jelas. Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan
diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal berikut :
a.
Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga
menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta diskusi.
b.
Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentar siswa untuk
lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c.
Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide
yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat
lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikannya itu.
3.
Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis
alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang
telah disepakati. Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing
berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan
diskusi dapat menindaklanjuti dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana
saja yang disepakati bersama dan mana yang tidak disepakati secara bersama,
sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4.
Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan
beberapa pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh
verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat
peserta didik yang penuh perhatian.
5.
Meningkatkan partisipasi siswa. Untuk mendorong siswa (peserta
didik) ikut aktif urun rembug dalam proses diskusi, ada beberapa aspek yang
perlu ditempuh guru atau pemimpin diskusi, anatara lain:
a.
Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat
atau mengajukan gagasan.
b.
Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal maupun non
verbal dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut, menggugah siswa untuk
berpikir.
c.
Menghangatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang
memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat di antara sesama anggota kelompok.
d.
Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga merasa
dihargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi
memberikan pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan.
6.
Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait
dengan memancing semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada
yang belum berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari
pendapat yang dikemukakan. Untuk mendorong partsipasi aktif dari seetiap
anggota kelompok dapat dilakukan hal-hal berikut :
a.
Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum
berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk
mengeluarkan buah pikirannya.
b.
Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu
saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap
pendiam untuk berbicara.
c.
Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain
sehingga terjadi komunikasi interaksi anatar semua perserta diskusi.
d.
Menghindari respon siswa yang bersifat serentak, agar setiap siswa
secara individu dapat mengemukakan pikirannay secara bebas berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya.
7.
Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi. Ada pun
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pemimpin diskusi dalam
menutup diskusi antara lain:
a.
Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang
dihasilakan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b.
Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi
yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada
pertemuan berikutnya.
c.
Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah
dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala dan lain
sebagainnya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan
memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan
diskusi tersebut.
D.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Guru Saat Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan harus dihindari oleh seorang
guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil yakni:
1.
Mendominasi diskusi.
2.
Membiarkan peserta didik memonopoli.
3.
Membiarkan penyimpangan diskusi.
4.
Membiarkan peserta didik tidak bertanya.
5.
Tidak memperjelas dan mendukung alur berpikir siswa yang salah.
6.
Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.
E.
Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil
Beberapa
keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil:[6]
1.
Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
2.
Termotivasi oleh kehadiran teman
3.
Mengurangi sifat pemalu
4.
Anak merasa terikat untuk
melaksanakan keputusan kelompok
5.
Meningkatkan pemahaman diri anak
6.
Melatih sisa untuk berfikir kritis
7.
Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8.
Melatih dan mengembangkan
jiwa social pada diri siswa
F.
Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
1.
Waktu belajar lebih panjang
2.
Dapat terjadi pemborosan
waktu
3.
Anak yang pemalu dan pendiam
menjadi kurang agresif
4.
Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5.
Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua
kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan keterampilan
guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa, dan
membagi perhatian pada semua kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa
yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan
berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi
kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin
diskusi kelompok. Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah :
1.
Topik diskusi yang tidak
sesuai dengan minat siswa.
2.
Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau
memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3.
Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4.
Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik
diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
5.
Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau
pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
6.
Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam
rangka mencapai tujuan diskusi.
7.
Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8.
Gagal menutup diskusi dengan efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil berarti suatu
proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi
tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau
pengalaman mengambil keputusan.Tujuan dan Manfaat Diskusi Kelompok : Memupuk
sikap toleransi; Memupuk kehidupan demokrasi; Mendorong pembelajaran secara
aktif, Menumbuhkan rasa percaya diri.
Langkah-langkah
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil:Memusatkan perhatian peserta didik pada
tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik
yang akan didiskusikan, mengembangkan masalah, catat kesalahan yang menyimpang.
Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas,
menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas. Menganalisis
pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan yang dikemukakan
memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah disepakati. Meluruskan
alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menantang
siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu
berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh
perhatian.Meningkatkan partisipasi siswa. Memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing semangat berpikir peserta
didik, memberikan kesempatan kepada yang belum berbicara, mengatur jalannya
sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang dikemukakan. Menutup diskusi
merupakan kegiatan akhir dalam diskusi
.
Hal-hal yang
perlu diperhatikan Guru saat membimbing Diskusi Kelompok Kecil yaitu
Mendominasi diskusi,Membiarkan peserta didik memonopoli, Membiarkan
penyimpangan diskusi, Membiarkan peserta didik tidak bertanya,Tidak memperjelas
dan mendukung alur berpikir siswa yang salah, Gagal mengakhiri diskusi secara
efektif.
Keunggulan
Diskusi Kelompok Kecil :Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik,Termotivasi oleh kehadiran teman,
Mengurangi sifat pemalu, Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan
kelompok, Meningkatkan pemahaman diri anak, Melatih sisa untuk berfikir kritis,
Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya, Melatih dan mengembangkan jiwa social pada
diri siswa.
Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil: Waktu belajar lebih panjang, Dapat terjadi pemborosan waktu, Anak yang
pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif, Dominasi siswa tertentu dalam
diskusi, Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
B.
Saran
1.
Seorang calon guru dan seorang guru harus memilki ketrampilan dalam
membimbing diskusi dalam kelompok kecil.
2.
Diskusi dalam kelompok kecil seyogyanya dapat mengaktifkan siswa
dan sikap toleransi serta sifat sosial diantara mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Asril, Zainal. (2012). Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman
Pengalaman Lapangan.Jakarta: Rajawali Pers
Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching Cet.2, Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html diakses pada tanggal 7 Maret 2014
[1] Zainal Asril, Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman
Lapangan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012)hlm.1-2
[2] Ibid,hlm.79
[3] Dadang Sukirman, Micro Teaching Cet.2, (Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI,2012)hlm.321-322
[4] Ibid,hlm.322
[5]Ibid,hlm.323
[6] http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html
diakses pada tanggal 7 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar